watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Klient Langganan

Cerita ini aku karang karena aku menginginkan
diperkosa oleh laki-laki, yang tentu saja berkontol
gedhe. Tapi kalau nama dan daerah yang aku
ambil sebagai aktor cerita ini memang orangnya
mendukung banget dengan keseharian mereka.
Pembaca, sering aku berjalan di Tunjungan Plaza
Surabaya sambil mencoba menggoda libido laki-
laki yang aku anggap sesuai dengan seleraku
tetapi tetap dengan penampilan yang santun dan
enggak norak lho! tapi mereka cuma balik
menggodaku itu saja huuh!
Diperkosa..??? pengiiin…!!!
Tapi kalau yang diperkosa orang lain yang masih
perawan apalagi masih anak kecil, aku paling
tidak setuju!!
Kembali ke ceritaku……..
Tadi sore kira-kira pk.15.15 Wib saat aku sedang
berada di dalam tempat kerjaku (aku bekerja di
salah satu BPR di Surabaya) aku memiliki
ruangan tersendiri karena tugasku yang tidak
memungkinkan jika bergabung dengan rekan
kerja lainnya.
Yayuk sekretaris ku memanggilku lewat
Intercome mengatakan bahwa seseorang yang
ada janji dengan ku mau menghadap, sejenak
aku teringat pada seorang laki-laki yang telp dan
mengaku membutuhkan dana untuk mengikuti
tender sebuah proyek di daerah Sidoarjo, dia
mengatakan akan menjaminkan apa saja agar
mendapat persetujuanku.
“Orangnya cakep Bu” kata Yayuk (sekertarisku)
sambil tertawa.
“Hus ! Nanti aja! Ya sudah suruh masuk” kataku
sambil membayangkan seperti apa laki-laki yang
akan segera menemuiku. terdengar ketokan
pintu dan akhirnya pintu dibuka oleh Yayuk
sambil mempersilahkan laki-laki itu masuk.
“Mbak Dewi?” katanya sambil menyapa.
“Saya Ardi yang kemarin menelpon mbak”
katanya bersambung.
“O.. ya silahkan duduk” kataku sambil
mempersilahkan duduk di sofa yang memang
diperuntukkan bagi calon pemohon dana dalam
jumlah besar dan harus ada pembicaraan yang
sangat mendalam termasuk seluk beluk data
pribadinya, cukup ngotot dan tetap menatangku
apa saja agunannya asal aku minta pasti akan dia
penuhi, culup lama aku bertanya soal pekerjaan
dan data perusahaan.
Lumayan cakep dan tubuhnya “waow” cukup
atletis tinggi besar dan yang penting perangkat di
bawah perutnya itu cukup menonjol.
“Tunggu sebentar Mas, aku mau kebelakang”
kataku menahan sesuatu, entah kenapa aku tiba-
tiba kebelet pipis setelah melirik dan
membayangkan isi didalam celananya.
“Silahkan mbak, dari pada pipis disini saya yang
bingung nanti” katanya sambil tersenyum nakal.
“Maunya mas tuh!” kataku sambil melesat
kedalam kamar kecil yang memang di ruang
kerjaku tersedia di dalamnya. Aku langsung
jongkok dan che… ezz !! (mungkin pembaca
bertanya kenapa kok langsung ceeess kan pakai
rok sedikit diatas lutut dan karena memang aku
jarang sekali memakai CD, itupun karena aku
merasa kurang nyaman dan merasa pengap
pada tempikku).
Saat membersihkan tempik, itilku tersentuh
tangan kurasakan ada rangsangan yang
menggelitik sesaat aku permainkan dengan
telunjuk (pembaca, aku sering melakukan “ini”
saat tidak ada kerjaan yang mendesak untuk
kukerjakan sampai terengah-engah sampai
mendapatkan orgasme).
Oh ya namaku Dewi S, umurku sendiri baru
32th dan kehidupan sex ku biasa (bisa dibilang
jarang) saja kadang malah membosankan,
mungkin karena suamiku umurnya 15th di
atasku. Kadang-kadang aku membayangkan
tubuh seorang laki-laki atau anak buahku (office
boy) umurnya baru 20th yang berbadan tegap
sering pula dia kusuruh mengepel lantai dan
ketika dia mengepel dibawahku kurenggangkan
pahaku agar dia melihat, setelah dia melihat aku
memperhatikan gerak-geriknya namun
meskipun aku terangsang aku masih berusaha
seolah apa yang kulakukan tak ku sengaja,
setelah dia keluar akupun langsung mengunci
pintu dan masturbasi sepuas mungkin.
Tiba-tiba pintu kamar kecil di belakangku terbuka
lebar dan kulihat Ardi sudah berdiri sambil
tersenyum melihat apa yang kulakukan.
“Lagi sibuk mbak? mau dibantu?” entah sudah
berapa lama dia berdiri disitu tapi yang pasti dia
sudah menurunkan celana kainnya itu.
“Mas jangan kurang ajar ya!” kata ku setengah
menghadik dan mencoba mengembalikan
wibawaku yang sempat anjlok gara-gara apa
yang kulakukan diketahuinya.
“Sudahlah mbak Dewi cuma aku yang tahu kok!”
katanya sambil matanya melihat apa di balik rok
yang masih belum kuangkat, saat aku akan
membetulkan rok ku Ardi sudah mendekapku
dari belakang.
“Lepaskan!” teriakku.
“Lepas mas, aku sudah punya suami…” aku
kembali berteriak memohon agar dilepaskan, tapi
tangannya terlalu kuat mendekapku dan
kurasakan tonjolan di bawah perutnya digesek-
gesekkan ke pantatku.
“Tenang mbak Dewi aku tahu apa yang kamu
inginkan…! Nikmati saja yang akan kamu alami”
bibirnya dekat sekali dengan telingaku dan
kurasakan pula dengusan nafasnya pada leherku.
“Tolong…. jangan…!” dengan sisa kekuatanku
aku kembali berteriak, namun apa guna ruangan
kerjaku memang ber-AC dan berkeliling sekat
kaca sementara suasana di luar sangat ramai
oleh lalu lalang kendaraan besar dan Ardi pun
mengetahui secara pasti kondisi ini.
Kini yang kurasakan tangan nya sudah meraba
susuku dengan gemas dan akupun
menggelinjang geli sementara rok dan CD yang
kukenakan masih berada di bawah lututku, tanpa
kusadari aku membiarkan apa yang
dilakukannya pada tubuhku dalam hati aku
berteriak dan teringat pada suamiku, sementara
tubuhku berkata lain. Dan Ardi sangat
mengetahui perubahan perlawananku akhirnya
dengan sedikit paksaan tubuhku dibimbingnya
keluar dari kamar kecil itu dan bergerak ke arah
sofa ruang tamu.
“Tuh kan… dari pada bermain sendiri lebih naik
sama Ardi, mbak” katanya dengan tenang seolah
memintaku agar memperbolehkanya bertindak
lebih jauh.
“Eehh…” itulah kata yang akhirnya keluar dari
mulutku saat jarinya mempermainkan tonjolan
diatas tempikku, aku sudah membayangkan apa
yang akan segera aku dapat. aku sudah tak
memperdulikan bahwa aku akan diperkosa tapi
aku sedang menunggu sebuah kenikmatan yang
datang tanpa aku cari.
“Mbak butuh ini kan” katanya sambil menuntun
tangan kiriku kearah selakangnya.
“Ya ampun” kontol laki-laki ini sudah mulai
menegang dan cukup besar, aku
membayangkan kontol milik suamiku sementara
yang aku pegang ini terasa lebih besar dan
panjang, tanpa pikir panjang aku urut kontol
dalam genggamanku ini dan terasa semakin
membesar.
“Gimana mbak ?… uuhh..” tanya Ardi sambil
melenguh menikmati urutan tangan ku pada
kontolnya.
Tak kujawab pertanyaannya karena aku sedang
merasakan menikmati tangan kanan Ardi pada
sela-sela tempikku yang sudah mulai membasah
tanda aku telah terangsang. Sebetulnya kali ini
aku sudah bebas dari cengkramannya namun
aku tak mencoba untuk melepaskan diri darinya
namun aku malah menunggu apa lagi yang akan
diperbuat Ardi pada tubuhku.
Dengan lembut pemerkosa ini merebahkan
tubuhku diatas sofa, Saat ini Ardi sudah mulai
mengetahui bahwa aku sudah terangsang.
“Kulit mbak mulus dan menggairahkan bikin
kontolku tambah ngaceng” katanya sambil
memasukkan telunjuknya pada pada lobang
tempikku.
“Aa… ach… kamu… auh…” aku merasa sensasi
yang berbeda walaupun aku sendiri sering
memasukkan jari tangan pada tempikku.
Ardi mulai melucuti seluruh pakaianku mulai dari
CD sampai blouse dan rok yang aku kenakan
walau sedikit kasar tapi malah membuat aku
semakin terangsang dan mengocok kontolnya
lebih cepat.
“Mas… aku sudah.. ohhh.. punya suami.. aaah…”
kataku tak jelas apa yang aku maksud.
“Tangan… mu.. ooh.. teerus.. mbak Dew..
ahh…” katanya sambil tangan kirinya mencoba
melucuti BH doreng yang ku pakai.
“Waow…” katanya sambil mencucup puting
susuku dan…
“Och… eeehh… ya… aa… aah” kata-kataku mulai
kacau dan menikmati jilatan Ardi pada susuku.
Tiba-tiba Ardi merubah posisi tubuhnya diatas
tubuhku dan mulutnya mulai turun kearah
bawah perutku.
“Tempik mbak kenyal dan enak..” mulutnya
sudah sibuk menjilati tempik serta itilku.
“Uuu.. hhaa….. mas… aa… aayoooo…!” kataku
memohon agar kontolnya segera menyusul
mengkorek-korek lobang tempikku, dan
memang Ardi langsung mengangkat kedua
kakiku kekedua pundaknya dan menyodorkan
kontolnya kedepan tempikku yang sudah
menganga meminta diisi, sadar kontol gede ini
akan memberiku kenikmatan segera kutarik
pantat Ardi dengan kedua tanganku agar kontol
gede ini memperlihatkan kebolehannya, dengan
sekali sentak.
“Uu… uh.. kontol kamu…. ge.. due.. mas…
aahh..” aku histeris karena baru kali ini aku
merasakan kontol segede milik Ardi, sementara
Ardi mulai memaju mundurkan kontol besarnya
itu aku merasakan sesuatu yang besar sedang
bergerak keluar masuk di dalam tempikku, terasa
penuh seluruh rongga tempikku, yah sesuatu
yang selama ini hanya aku bayangkan dan aku
lihat saja di Film Blue.
Alam pikirku sudah tak mempedulikan suasana
dan kondisi ruangan kerjaku, paling-paling Yayuk
saat ini sedang menikmati suara kenikmatan
yang keluar dari mulutku melalui intercom yang
sengaja aku angkat handlenya (Yayuk memang
sekretaris yang paling suka mendengarkan dan
menonton film BF serta sering mendengarkan
suara desahan ku saat aku sedang mengoral
suamiku di kantor).
Seolah mendapatkan kontol idaman aku pun
menjerit nikmat.
“Tempik.. m.. bak.. enaa.. aak” katanya sedikit
bergetar. Memang meskipun sudah bersuami
aku yakin kalau tempikku masih keset mungkin
karena kontol suamiku yang kurang besar atau
kontol Ardi yang memang gedhe.
“Oo… aack… sentak… mas…” kataku agar dia
lebih keras menyentakkan sodokannya, saat Ardi
mulai mempercepat gerakannya dan kali ini aku
pun mencoba mengimbangi goyangannya
dengan menyambut gerakan maju-mundur
sodokannya yang memang dahsyat.
Entah berapa lama dan berapa posisi kami
merasakan kenikmatan kontol dan tempik ini,
tapi aku tidak merasa bersalah sama sekali, tak
ingat lagi kontol kecil milik suamiku, ataupun istri
laki-laki ini atau mungkin karena pemerkosaku
memiliki kontol super enak bagi tempikku.
Akhirnya, dengan posisi berhadapan dan kaki
sebelah kiri diangkatnya, sesuatu yang kutunggu
keluar juga yah aku orgasme!
“Aarch…….! Kon…. tolmu…. heb…. aaat….!”
seluruh organ tubuhku mencengkeram tubuh
Ardi termasuk tempikku mencengkram
kontolnya lebih kuat, sementara Ardi mengetahui
bahwa aku orgasme diapun tersenyum puas
dan semakin giat menggenjot tubuhku lebih
cepat.
“Aauh…” setiap Ardi menghunjamkan kontolnya
pada tempikku.
“Ahh… aku…. kelu….ar mbak” suara Ardi sambil
sedikit menggeram.
“Jangan didalam mas!” kataku sedikit berteriak
karena Ardi mau keluar segera ku tarik pantatku,
ku dorong dia dan kukeluarkan kontol gedhe ini
dari dalam tempikku. Segera aku jongkok
dihadapannya sambil kukocok kontolnya, tak
berapa lama Ardi menegang dan dari kontolnya
keluar cairan dengan kenceng.
“Croot… crot… croot…” kuarahkan tembakan
pejunya kearah susuku. Akhirnya laki-laki di
hadapanku ini melemas dan terduduk di
samping tubuhku, kontol gedhe ini masih
mengacung meski sudah tak nampak keras lagi.
Setelah berpakaian kami pun terdiam meskipun
aku yakin diapun tersenyum puas merasakan
tempikku, menyadari posisinya yang
membutuhkan persetujuanku.
“Baik mas ini saya setujui tetapi……” kataku
terhenti sambil melirik ke arah kontolnya.
“Oh ini mbak beres selama saya membayar
cicilan perbulannya saya sempatkan untuk
melunasi tempik mbak” katanya sambil
mengeluskan tangannya pada tempikku.
Saat ku antar Ardi keluar dari ruanganku kulirik
Yayuk, dia tersenyum namun mukanya
memerah penuh nafsu dan aku tahu dia baru
saja masturbasi sambil mendengar suara di
intercome. kudekati dia dan kubisiki, “suatu saat
kita kerjain dia berdua ya” kataku sambil kembali
ke ruanganku.
Yah, setiap tanggal 12 Ardi datang membayar
cicilannya di kasir dia pun melunasi hutangnya
pada tempikku yang masih membutuhkan
kontol super enak milik Ardi.
TAMAT..


Adult | GO HOME | Exit
1/1826
U-ON

inc Powered by Xtgem.com